April 27, 2025
 

Latest News

  1. Tata Cara Solat Dhuha
  2. Keajaiban Sujud Dalam Sholat
  3. Mengapa Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk Pria (Bag2)
  4. Mengapa Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk Pria (Bag 1)
  5. 10 Karakteristik Pribadi Seorang Muslim Sejati
  6. Kekuatan Bersyukur
  1. 7 Hal Penting Dalam Sejarah Batik
  2. UNESCO Sedang Verifikasi Tenun Sumba
  3. 10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia
  4. Republik Indonesia

FAKTA MENARIK

Apabila anda sedang mengalami stress, atau tensi anda naik, atau pusing yang berkepanjangan, atau mengalami nervous (salah...

Published by Admin

KABAR DUNIA

Sebuah gambar-gambar mencengangkan dilansir situs zurmat.com awal pekan (10/6) memperlihatkan kekejian tiga tentara Amerik...

Published by Admin

MOVIES

Di tahun 2013 ini banyak sekali film-film Hollywood yang akan dirilis, beberapa diantaranya adalah sekuel dari film-film se...

Published by Admin

TUTORIALS

banyak orang mungkin masih merasa lebih ‘sreg’ mengirimkan aplikasi lamaran pekerjaan melalui pos ketimbang email. Namun, ...

Published by Admin

KESEHATAN

KLIKDOKTER.com - Mungkin Anda pernah mendengar istilah ‘penyakit lupa’, [...]

Published by Admin
02 Nov 2013 0 comments

Memiliki tubuh tinggi memang menjadi idaman banyak orang. Menarik perha [...]

Published by Admin
02 Nov 2013 0 comments

Sarah Smith, 42 tahun asal Inggris membagi pengalamannya saat melakukan [...]

Published by Admin
02 Nov 2013 0 comments

PERFORMANCE

1. Dr. G.P Rouffaer, peneliti di Hindia-Belanda (lihat sumber) berpendap [...]

Published by Admin
14 Oct 2013 1 comments

Ketua Umum Cita Tenun Indonesia Okke Hatta Rajasa mengatakan tenun Sumba [...]

Published by Admin
14 Oct 2013 0 comments

1. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat Rinjani memiliki panaroma yan [...]

Published by Admin
14 Oct 2013 0 comments

BREAKINGNEWS

Berikut ini tata cara melakukan Shalat Dhuha : (1). Berniat untuk melaks [...]

Published by Admin
09 Mar 2014 0 comments

Apabila anda sedang mengalami stress, atau tensi anda naik, atau pusing [...]

Published by Admin
05 Jan 2014 0 comments

“Barang siapa yang dikaruniai oleh Allah wanita yang sholehah, maka dia [...]

Published by Admin
16 Nov 2013 0 comments

Belajar Islam dengan Benar

By Unknown - Senin, 14 Oktober 2013

http://bloggerinformative.blogspot.com/2014/01/penawaran-pemasangan-iklan.html
http://bloggerinformative.blogspot.com/2013/10/belajar-islam-dengan-benar.html

Tidak sedikit orang yang bersemangat belajar Islam, tapi ternyata menyimpang dalam memahami Islam. Banyak sekali aliran keagamaan yang mengklaim Islam sehingga tidak jarang membuat sang pembelajar Islam dibuat pusing dengan Islam. Banyaknya juga ranting dari ajaran Islam tidak sedikit membuat frustasi orang Islam dalam mempelajari agamanya. Ini adalah di antara sekian tantangan dan hambatan yang akan ditemukan oleh setiap orang yang belajar Islam

Hal pertama yang harus diingat adalah, bahwa Islam—sebagaimana terungkap dalam “hadits Jibril”—adalah agama yang terdiri dari iman, islam dan ihsan. Artinya, Islam adalah agama yang terdiri dari aqidah, ibadah, dan akhlaq. Maka fokus utama kita dalam belajar Islam adalah ketiga bidang tersebut. Ini disebut oleh para ulama sebagai domain ilmu fardlu ‘ain. Siapapun orangnya, dari latar belakang apapun asalnya, dan apapun pekerjaannya mutlak memahami aqidah, ibadah, dan akhlaq Islam dengan benar. Harus diprogram dalam kehidupan setiap muslim agar target menguasai aqidah, ibadah, dan akhlaq bisa tercapai.

Untuk ibadah, mengingat cakupannya yang luas—tidak hanya ibadah mahdlah, melainkan juga aspek halal-haram dalam urusan kehidupan manusia lainnya—maka para ulama membatasinya terlebih awal dalam bidang ibadah yang wajib dilakukan dalam rutinitas harian, bulanan, atau tahunan, seperti shalat, zakat, shaum, dan haji bagi yang sudah mampu. Termasuk juga aspek ibadah dalam arti luas yang erat kaitannya dengan profesi keseharian; jika seorang pedagang, maka ia harus memahami halal-haram seputar dagang; jika seorang pejabat, maka ia harus memahami halal-haram seputar pemerintahan; jika seorang guru, maka ia harus memahami halal-haram seputar dunia pendidikan yang digelutinya, dan demikian seterusnya. Setelah itu, baru ia diperkenankan untuk menimba ilmu-ilmu lainnya.

Kedua, sebagaimana dipesankan oleh Nabi saw kepada Mu’adz ibn Jabal yang hendak diutusnya menjadi hakim di Yaman, ada tiga hal yang harus diperhatikan terkait sumber ilmu dan metode yang benar dalam menggali ilmu, yaitu: (1) merujuk pada al-Qur`an. Jika tidak ditemukan, baru (2) merujuk pada hadits. Jika tidak ditemukan, maka (3) merujuk pada ijtihad pribadi berdasarkan ilmu. Pesan Nabi saw ini menggambarkan hierarki yang benar dari sumber ilmu yang harus dipeajari. Yakni bahwa belajar Islam haruslah dengan merujuk pada al-Qur`an, sunnah, baru ijtihad.

Rujukan pertama, al-Qur`an, mengindikasikan harusnya belajar Islam yang merujuk pada al-Qur`an, dimana al-Qur`an digali secara tuntas dari al-Fatihah sampai an-Nas. Masih banyaknya fenomena umat Islam yang gemar melaksanakan syirik dan bid’ah, itu disebabkan al-Qur`an tidak dikaji dengan tuntas, ayat-ayat tentang syirik dan bid’ah dilewatkan begitu saja. Maka dari itu masukkan dalam program belajar setiap muslim kajian al-Qur`an yang dikupas dengan tuntas.

Rujukan kedua, hadits, ini menggambarkan hierarki setelah al-Qur`an. Yakni bahwa mengkaji al-Qur`an harus dengan haditsnya. Dalam belajar memahami al-Qur`an haruslah dirujuk pula bagaimana Nabi saw menjelaskan maksud ayat-ayat al-Qur`an yang dimaksud. Fenomena menjamurnya aliran sesat di zaman modern ini disebabkan al-Qur`an dipahami menurut kepalanya sendiri dengan mengabaikan penjelasan dari Nabi saw. Padahal semestinya mengkaji al-Qur`an harus disandingkan dengan haditsnya. Baru setelah itu, jika al-Qur`an dan hadits tidak mengupasnya, setiap muslim diperkenankan untuk berijtihad. Itupun dalam hal-hal yang memang tidak diatur oleh al-Qur`an dan hadits, dan dengan sendirinya tidak boleh menentang al-Qur`an dan hadits.

Ketiga, memperhatikan otoritas keilmuan. Maksudnya kita harus belajar dari orang-orang yang memang memiliki otoritas dalam keilmuan yang dimaksud. Cara untuk mengukur seseorang memiliki otoritas keilmuan adalah dengan merujukkannya pada point 2 di atas. Sebab metode belajar Islam seperti itu telah dipertahankan oleh para ulama dari sejak generasi salaf sampai generasi khalaf. Maka dari itu sebenarnya mudah saja untuk menentukan sebuah pembelajaran Islam menyimpang atau tidak, yakni dengan mengukur apakah pembelajaran tersebut memakai metode yang benar dan merujukkannya pada tokoh-tokoh otoritatif ataukah tidak.

Sepanjang sejarah keilmuan Islam telah tercatat beberapa ulama yang otoritatif di bidangnya. Dalam bidang ilmu tafsir/kajian al-Qur`an, nama-nama seperti Ibn Jarir at-Thabari, al-Qurthubi, Ibn Taimiyyah, Ibn Katsir, dan yang menempuh metode keilmuan seperti mereka harus dijadikan rujukan. Dalam bidang ilmu hadits, nama-nama seperti Ahmad ibn Hanbal, al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu Dawud, an-Nasa`i, al-Hafizh Ibn Hajar al-’Asqalani, as-Syaukani, as-Shan’ani, dan yang menempuh metode keilmuan seperti mereka harus dijadikan rujukan. Dalam bidang fiqh, nama-nama seperti as-Syafi’i, Abu Hanifah, Malik, Ahmad ibn Hanbal, tidak boleh dikesampingkan. Dalam bidang aqidah-akhlaq, nama-nama seperti Ahmad ibn Hanbal, Ibn Taimiyyah, Ibnul-Qayyim, al-Ghazali, dan yang menempuh metode keilmuan seperti mereka tidak boleh diabaikan. Sebagian saudara kita menamai manhaj keilmuan/agama seperti ini dengan nama manhaj as-salafus-shalih (generasi awal yang shalih), sebab memang metode beragama para ulama yang otoritatif tersebut mempertahankan metode beragama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw dan generasi salaf sesudahnya.

Maka dari itu, kalau kita bergabung di sebuah majelis ta’lim yang nama-nama ulama di atas asing dari telinga kita sepanjang kita belajar, malah yang terdengar nama-nama lain yang tidak pernah jelas apakah metode yang ditempuh mereka sesuai dengan ketiga prinsip di atas, sebaiknya tinggalkan segera majelis ta’lim tersebut karena khawatir akan menyebabkan pemahaman keagamaan kita menyimpang dari yang semestinya. Termasuk juga majelis ta’lim yang lebih memprioritaskan bacaan-bacaan yang tidak jelas rujukan sunnahnya dibanding kajian al-Qur`an dan hadits itu sendiri. Atau majelis ta’lim yang dalam mengajarkan agamanya tidak selalu menyandarkannya pada dasar al-Qur`an dan sunnah, melainkan banyak pendapat pribadinya.

Perhatian kepada ulama yang mempunyai otoritas ilmu sebagaimana disebutkan di atas bukan berarti membenarkan taqlid—sebab ulama-ulama yang disebutkan di atas tidak mengajarkan ilmu dengan metode taqlid yang mengabaikan hujjah—melainkan semata-mata memenuhi tuntunan al-Qur`an yang harus membedakan mana orang yang berilmu dan mana orang yang bodoh Az-Zumar .39. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.




http://bloggerinformative.blogspot.com/2014/01/penawaran-pemasangan-iklan.html

Follow our blog on Twitter, become a fan on Facebook. Stay updated via RSS

0 komentar for "Belajar Islam dengan Benar "

Leave a Reply

Pages 14123456 »
Blog Info